Teknik cetak offset telah mendominasi industri percetakan komersial selama lebih dari satu abad. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa perjalanan sejarah offset printing sangat panjang. Evolusi tersebut hingga menjadi teknologi cetak modern saat ini berawal dari ketidaksengajaan, dari semula berbentuk batu litografi hingga sistem otomatis berbasis AI. Bagaimana perjalanan transformasinya?
Baca Juga: Sejarah Digital Printing: Permulaan dan Perkembangannya
Sejarah Kemunculan Offset Printing
Cikal bakal teknologi cetak offset bermula di Munich, Jerman, pada tahun 1796. Alois Senefelder, seorang penulis dan aktor teater Jerman, menemukan teknik litografi, yaitu metode cetak datar yang memanfaatkan sifat tolak menolak minyak dan air dalam membuat cetakan. Gambar dibuat di atas batu kapur (limestone) memakai cat minyak terlebih dahulu.
Kemudian, area yang tidak bergambar dibuat menolak tinta dengan dibasahi oleh air. Proses ini memungkinkan pencetakan gambar yang lebih detail dibandingkan metode cetak tinggi (relief printing) yang sudah ada saat itu tapi prosesnya terlalu lambat dan menggunakan batuan berat. Lompatan besar menuju cetak offset modern terjadi tidak sengaja tahun 1904.
Sejarah offset printing modern tersebut bermula di Amerika Serikat ketika pemilik bisnis percetakan bernama Ira Washington Rubel mengoperasikan mesin cetak litografinya. Secara tak sengaja, dia melewatkan selembar kertas. Akibatnya, gambar dari pelat batu bertinta tercetak pada silinder karet penekan (rubber impression cylinder). Ketika kertas berikutnya dimasukkan, Rubel terkejut melihat hasilnya.
Cetakan dari silinder karet tersebut jauh lebih tajam dan bersih dibandingkan cetakan langsung dari pelat batu. Ia menyadari bahwa lapisan karet yang lentur mampu mentransfer tinta ke permukaan kertas yang tidak rata dengan lebih sempurna. Inilah momentum penting yang melahirkan prinsip dasar cetak offset alias pencetakan tidak langsung (indirect printing).
Namun, pada periode hampir bersamaan di Inggris, Robert Barclay juga mengembangkan mesin cetak serupa yang menggunakan silinder transfer berlapis karton yang kemudian ia patenkan pada tahun 1904. Perjalanan berlanjut hingga kedua penemuan tersebut digabungkan dan menjadi titik balik pada industri percetakan modern di seluruh dunia.
Perkembangan Offset Printing di Era Modern
Memasuki era kemajuan teknologi, sejarah offset printing terus mengalami evolusi untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Bila semula mesin bekerja secara mekanis dan membutuhkan keterampilan operator, kini mesin offset telah menjelma menjadi perangkat canggih yang terintegrasi dengan teknologi digital dan otomasi. Meskipun demikian, keunggulannya tetap sama, yaitu:
- Kualitas cetak yang konsisten dan tajam.
- Biaya produksi yang rendah untuk proyek cetak skala besar.
- Waktu pengerjaan yang relatif singkat.
Berbicara tentang perkembangan industri, maka salah satu revolusi terbesar dalam percetakan offset modern adalah teknologi Computer-to-Plate (CTP). Sebelum CTP, proses pracetak (pre-press) melibatkan pembuatan film fotografis dari desain digital untuk digunakan menyinari pelat cetak melalui proses kontak. Proses ini memakan waktu dan tingkat kerentanan terhadap kesalahan manusia sangat tinggi.
Berkat kehadiran CTP, data digital dari komputer bisa langsung ditembakkan oleh laser mesin cetak ke permukaan pelat cetak tanpa menggunakan film. Hasilnya, proses jauh lebih cepat, perpaduan warna yang solid dan seimbang, serta detail gambar lebih tajam. Otomatisasi dan kontrol kualitas juga menjadi jantung dari mesin offset modern melalui fitur-fitur:
- Pelat otomatis (automatic plate changing).
- Pengaturan ketebalan tinta otomatis.
- Sistem pencucian silinder otomatis.
Fitur-fitur tersebut dapat mengurangi secara drastis waktu persiapan (make-ready time) antar pekerjaan cetak. Sensor dan spektrofotometer yang terpasang di dalam mesin secara terus-menerus memindai lembaran cetak, melakukan penyesuaian warna secara real-time untuk memastikan konsistensi dari lembar pertama hingga terakhir. Hal ini meminimalisir limbah kertas dan tinta, sekaligus menjamin kualitas akhir.
Inovasi pada sistem tinta dan pengeringan juga tak kalah penting. Pengembangan tinta UV (ultraviolet) memungkinkan tinta untuk kering seketika saat disinari oleh lampu UV. Artinya, hasil cetakan bisa langsung diproses ke tahap selanjutnya, seperti potong atau lipat, tanpa harus melalui proses pengeringan tinta manual. Otomatis juga mempercepat alur kerja produksi.
Keunggulan lain dari evolusi sejarah offset printing dari konvensional menjadi modern adalah jenis tinta UV yang lebih fleksibel. Tinta yang satu ini bisa diaplikasikan pada berbagai media berbeda, mulai dari kain, plastik, hingga bahan non-serap lainnya. Jadi, jenis material yang bisa dicetak menggunakan offset printing juga lebih beragam.
Mesin Offset yang Terkenal Hingga Saat Ini
Selama puluhan tahun, beberapa merek telah mendominasi pasar mesin cetak offset dengan inovasi dan keandalannya. Namun, setidaknya ada lima merek mesin cetak populer yang telah bertransformasi menjadi simbol kualitas dan produktivitas dalam industri percetakan global, antara lain:
1. Heidelberg
Dianggap pemimpin pasar global, Heidelberg dari Jerman identik dengan teknologi printing canggih yang menghasilkan rekayasa presisi terbaik. Seri Speedmaster mereka merupakan ikon utama dan terpopuler dalam industri percetakan. Tipe andalannya saat ini adalah Heidelberg Speedmaster XL 106 yang merupakan salah satu mesin cetak tercepat dengan kapasitas produksi hingga 18.000 lembar/jam.
2. Komori
Salah satu merek yang juga merupakan bagian dari sejarah offset printing adalah Komori dari Jepang. Mesin cetak mereka terkenal dengan inovasi dan keandalannya, terutama dari segi otomatisasi dan efisiensi produksi. Seri unggulan mereka adalah Lithrone dengan tipe Komori Lithrone G-series. Andal dalam meminimalisir limbah dan mempercepat produksi dengan sinar H-UV.
3. Manroland Goss Web Systems
Perusahaan asal Jerman, Manroland Goss Web Systems juga termasuk pemain utama di industri. Khususnya, memproduksi beragam printer untuk kebutuhan cetak kemasan dan komersial skala besar. Seri Roland 700 Speed Evolution merupakan mesin andalan mereka yang menawarkan sistem otomatisasi produksi tingkat tinggi, hasil cetak ultra premium, dan fleksibilitas material cetak terbaik.
4. Koenig & Bauer
Masih dari Jerman yang memang merupakan pioneer industri cetak dunia, ada Koenig & Bauer. Produsen ini yang tertua di dunia, sehingga memiliki reputasi positif serta rajin melakukan inovasi. Seri Rapida seperti KBA Rapida 106 menjadi unggulan saat ini dengan kecepatan produksi dan konfigurasi modular terbaik, cocok untuk kebutuhan cetak custom.
5. RMGT (Ryobi MHI Graphic Technology)
Terakhir ada merger antara Ryobi dan Mitsubishi Heavy Industries alias RMGT yang menawarkan mesin cetak efisien dan andal dengan fokus pada penghematan energi serta ruang. Seri RMGT 9 sangat populer berkat ukuran bentuk yang unik tapi memungkinkan pencetakan 8 halaman A4 dalam satu lembar sekaligus. Sangat efisien dalam hal biaya.
Sejarah offset printing merupakan perjalanan evolusi yang panjang. Dimulai dari penemuan sederhana di atas batu kapur (limestone) hingga mesin-mesin raksasa yang dikendalikan oleh kecerdasan buatan. Perjalanan tersebut merupakan bukti nyata dari inovasi berkelanjutan. Meskipun terus bersaing dengan digital printing, offset tetap menjadi prioritas untuk kualitas dan efisiensi proyek skala besar.