Sejarah Digital Printing: Permulaan dan Perkembangannya

Dunia percetakan telah mengalami transisi monumental dalam beberapa dekade terakhir. Berawal dari cetak tradisional yang menghabiskan banyak waktu, biaya, dan tenaga, sejarah digital printing pun dimulai. Tidak hanya mengubah teknik cetak menjadi lebih praktis, fleksibel, dan cepat, tapi metode ini juga membuka lebar pintu kreativitas dan model bisnis tidak terduga.

Baca juga: Sejarah Offset Printing, Dari Batu Litograf ke Mesin AI

Sejarah Kemunculan Teknologi Digital Printing

Sebelumnya, industri percetakan didominasi oleh metode offset. Metode tua yang masih eksis hingga kini tersebut mampu menghasilkan cetakan berkualitas tinggi dalam jumlah besar sebagai keunggulan utamanya. Namun, perlu dicatat bahwa prosesnya rumit karena membutuhkan pembuatan pelat cetak (film) untuk setiap warna, proses penyesuaian mesin yang memakan waktu, dan modal besar. 

Kondisi tersebut membuat cetak dalam jumlah kecil (short run) menjadi tidak efisien terkait waktu dan tenaga, limbah material besar, dan biaya yang sangat mahal. Faktor-faktor tersebut kemudian memicu lahirnya inovasi besar dari seorang insinyur dan penemu asal Israel bernama Benny Landa. Tahun 1977, ia bersama beberapa rekan mendirikan perusahaan Indigo.

Bertahun-tahun tim tersebut melakukan penelitian dengan tujuan menemukan alternatif cetak tanpa pelat. Memakan waktu lama, tapi proses tersebut berbuah manis pada tahun 1993. Pada pameran percetakan internasional IPEX di Birmingham, Inggris, Benny Landa memperkenalkan printer yang mengubah segalanya: Indigo E-Print 1000 dengan klaim mesin cetak digital warna pertama di dunia. 

Keunggulannya terletak pada kemampuan mengambil fail langsung dari komputer dan mencetaknya dengan kualitas yang menyaingi cetak offset, tetapi tanpa proses pembuatan pelat yang rumit. Penemuan besar dalam sejarah digital printing pertama di dunia inilah yang membuatnya sukses dianugerahi gelar “Bapak Percetakan Digital Komersial”. 

Teknologi Liquid Electrophotography (LEP) atau ElectroInk, pada printer tersebut mampu menghasilkan partikel tinta yang sangat kecil untuk menghasilkan gambar tajam dengan warna cerah yang solid. Teknik cetak digital yang ia perkenalkan menunjukkan kemampuan mesin dalam mencetak halaman berbeda-beda secara berurutan, sebuah konsep yang mustahil dilakukan oleh mesin offset.

Perkembangan Teknologi Digital Printing di Era Modern

Inovasi Benny Landa secara resmi melahirkan industri digital printing komersial dan membuka jalan bagi aplikasi cetak lebih personal dan sesuai permintaan (on-demand). Dari situ, perkembangan teknologi cetak digital kian pesat. Jika printer digital pertama hanya menawarkan opsi cetak dengan kuantitas lebih sedikit, kini industri digital printing telah jauh lebih kuat.

Berikut adalah beberapa aspek modernisasi dalam sejarah digital printing yang paling signifikan:

  • Kualitas cetak berkembang secara menakjubkan, dari semula di bawah offset, kini lebih unggul. Bahkan, mesin cetak modern dilengkapi pengaturan resolusi tinggi, sistem manajemen warna yang canggih, dan teknologi tinta/toner yang mampu mereproduksi warna dengan akurasi luar biasa.
  • Mesin digital printing modern jauh lebih cepat dibandingkan generasi awal. Proses setup yang sebagian besar otomatis memungkinkan proses cetak selesai dalam hitungan jam. Ideal untuk pekerjaan dengan tenggat waktu yang ketat.
  • Kehadiran fitur Personalisasi Massal (Variable Data Printing – VDP) yang memungkinkan setiap lembar cetakan memiliki konten yang berbeda tanpa menghentikan mesin. Contohnya, surat penawaran dengan nama klien berbeda, sertifikat dengan nomor seri unik, atau brosur yang disesuaikan dengan demografi penerima.
  • Media cetak yang lebih fleksibel, tidak terbatas pada kertas, bisa karton, stiker vinyl, kanvas, kain, akrilik, hingga kayu dan logam. Pasar percetakan komersial jadi lebih luas berkat hal tersebut, terutama di sektor industri kreatif.
  • Bisa mencetak sesuai permintaan alias print on demand (POD). Jadi, pihak percetakan bisa menerima pesanan cetak dalam skala kecil.

Mesin Digital Printing yang Terkenal Hingga Saat Ini

Sejak Indigo E-Print 1000 yang mengukir revolusi besar dalam sejarah digital printing,  banyak perusahaan teknologi berlomba-lomba menciptakan mesin cetak digital terbaik. Berikut enam perusahaan, merek, dan tipe produk yang menjadi andalan masing-masing. 

1. HP Indigo Digital Press

Indigo telah mengakusisi Indigo Digital Press, perusahaan milik Benny Landa, pada 2001. HP menggabungkannya dengan ekosistem yang ada untuk menciptakan mesin digital printing yang lebih unggul. Saat ini, lini HP Indigo menjadikan seri 7K sebagai unggulan karena memiliki kualitas dan kecepatan setara offset. Andal untuk cetak komersial, label, dan kemasan.

2. Xerox Iridesse Production Press

Xerox juga merupakan nama besar dalam sejarah digital printing. Merek asal New York ini mengandalkan seri Iridesse dengan kemampuan uniknya mencetak enam macam warna dalam sekali jalan. Selain CMYK standar, mesin ini dapat menambahkan warna spesial seperti tinta emas, perak, putih, atau lapisan bening (clear) untuk efek visual yang mewah.

3. Canon imagePRESS Series

Seri imagePRESS dari Canon sangat populer di industri percetakan digital komersial berkat kombinasi kecepatan, kualitas, dan keandalannya. Tipe Canon imagePRESS C10010VP menjadi andalan perusahaan asal Jepang ini. Mesin dirancang khusus sebagai “pekerja keras” yang mampu menangani volume cetak tinggi dengan hasil konsisten pada berbagai jenis media, baik kertas maupun non-kertas.

4. Ricoh Pro C Series

Sama-sama berasal dari Jepang, Ricoh juga menjadi pemain utama industri percetakan digital. Seri Pro C menjadi andalan yang terkenal berkat durabilitas, ketajaman kualitas cetak, dan kemampuan superior menangani media tebal dan bertekstur. Tipe terpopuler seri ini adalah C9200 yang menjadi mesin favorit untuk produksi kartu nama, undangan, dan materi promosi.

5. Epson SureColor Series 

Masih dari Jepang, Epson menjadi raksasa industri berikutnya yang mendominasi pasar percetakan dan bagian dari perkembangan sejarah digital printing. Melalui seri SureColor series, Epson menyasar industri wide format (cetak format besar) dan specialty printing melalui SureColor series dengan kode cetak spesifik, yaitu:

  • S-Series (Signage): Digunakan untuk mencetak spanduk, stiker, dan materi iklan luar ruang.
  • P-Series (Photo): Dianggap sebagai standar industri untuk cetak foto dan fine art berkualitas galeri.
  • F-Series (Fabric): Digunakan dalam industri garmen dan tekstil untuk cetak sublimasi pada kain.

6. Konica Minolta AccurioPress Series

Tidak ingin ketinggalan dengan saudara sebangsanya, Konica Minolta dari Jepang juga berkecimpung di industri cetak digital. Seri AccurioPress menjadi andalan untuk memenangkan persaingan. Saat ini, tipe AccurioPress 6136 merupakan yang terbaik dengan otomatisasi canggih dan kecepatan ulta produksi. Konsistensi dan akurasi cetak dari awal hingga akhir juga tetap terjaga baik.

Sejarah Digital Printing, Inovasi yang Mempermudah Banyak Industri 

Tidak dapat dimungkiri bahwa sejarah digital printing, terutama proses revolusinya agar dapat beraptasi dengan perkembangan zaman telah mempermudah banyak industri. Objek cetak lebih beragam dan cepat, dengan kuantitas pemesanan lebih sedikit tanpa menurunkan kualitas maupun akurasinya. Salah satu yang paling merasakan dampaknya adalah industri cetak kemasan seperti yang Paperlicious operasikan.

Mesin cetak digital memungkinkan Paperlicious.id untuk memenuhi pesanan berbagai macam kemasan, baik hard box maupun soft box dalam skala terbatas atau lebih personal (custom). Kini, kemasan, kotak penyimpanan, dan kotak hadiah tidak lagi terasa monoton berkat teknologi digital printing yang Paperlicious.id terapkan pada berbagai produknya! Coba pesan juga, yuk!

Related Posts

Write a comment