Ketika kamu membeli buku di toko buku, kamu pasti akan menemukan bahwa sampul atau jilid buku dibuat dengan model dan bahan yang berbeda-beda. Ada yang tipis dan ringan. Ada pula yang tebal dan lebih berat. Umumnya, terdapat dua jenis cover yang sering digunakan: softcover dan hardcover.
Sebelum membahas tentang apa itu softcover vs hardcover, kamu perlu memahami terlebih dahulu apa itu jilid atau penjilidan. Jilid merupakan teknik dalam percetakan untuk menggabungkan lembaran kertas menjadi buku. Ada beberapa jenis jilid seperti spiral, kawat, lem panas, benang, baut, dan lainnya. Namun, dalam artikel ini kita akan fokus pada pembahasan jilid softcover dan hardcover.
Bagi kamu yang ingin membuat buku atau ingin menggeluti bisnis percetakan, penting untuk memahami perbedaan softcover dan hardcover. Pasalnya, ada perbedaan karakteristik di antara keduanya. Mari kita bahas selengkapnya dalam ulasan berikut ini!
Apa yang Dimaksud dengan Softcover?
Softcover, juga dikenal sebagai jilid kertas, adalah metode penjilidan yang menggunakan sampul lentur, biasanya terbuat dari kertas tebal atau karton tipis. Sampul ini menawarkan perlindungan yang lebih ringan dan fleksibilitas yang baik. Softcover umumnya digunakan untuk buku-buku yang memiliki volume ringan atau untuk keperluan sementara.
Proses penjilidan ini melibatkan penyatuan kertas dengan perekat atau jahitan. Softcover cocok untuk buku-buku seperti novel, buku catatan, atau majalah. Kelebihannya termasuk biaya produksi yang lebih rendah dan fleksibilitas desain yang lebih besar, namun kurang tahan lama dibandingkan hardcover.
Apa yang Dimaksud dengan Hardcover?
Hardcover, juga dikenal sebagai jilid keras, merupakan jenis penjilidan di mana lembaran kertas buku diperkuat dengan bahan yang kokoh, seperti karton tebal, kanvas, atau bahan keras lainnya. Proses ini melibatkan penjilidan menggunakan lem panas atau lem cair, kemudian dilapisi dengan kain, kulit, atau kertas tebal untuk membuat sampul yang kokoh dan tahan lama.
Hardcover memberikan perlindungan yang baik untuk isi buku dan memberikan tampilan yang lebih eksklusif serta tahan lama. Biasanya digunakan untuk buku-buku dengan nilai estetika tinggi, seperti novel, buku referensi, atau buku koleksi.
Apa Perbedaan Softcover dan Hardcover?
Seperti yang sudah disebutkan di awal artikel, baik softcover maupun hardcover memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing. Mari kita bahas!
1. Biaya Produksi Buku
Faktor pertama yang membedakan antara buku softcover dengan hardcover adalah biaya produksinya. Membuat buku dengan sampul hardcover memerlukan biaya tambahan. Ini disebabkan oleh penggunaan bahan yang lebih banyak serta proses pembuatan yang lebih rumit dan memakan waktu.
Perbedaan biaya antara pembuatan sampul buku softcover dan hardcover bisa signifikan. Untuk buku dengan ukuran dan jumlah halaman yang sama, biaya hardcover bisa mencapai dua kali lipat dari harga pembuatan sampul softcover.
Sebagai contohnya, kamu bisa melihat perbedaan harga novel Harry Potter di pasaran. Versi softcover dari “Harry Potter and The Prisoner of Azkaban” tersedia seharga Rp187.000 di Gramedia. Sementara itu, harga jual novel yang sama dengan sampul hardcover adalah Rp 401.250.
2. Tingkat Ketahanan Buku
Selain dari segi harga, hardcover dan softcover juga memiliki perbedaan durabilitas yang signifikan. Jilid hardcover menawarkan daya tahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jilid softcover karena menggunakan bahan yang lebih berkualitas. Bahan pada jilid hardcover terbuat dari kertas yang tebal dan keras, sementara jilid softcover menggunakan kertas karton yang tipis dan rentan terhadap kerusakan.
Ketika membawa dan menyimpan buku dengan jilid softcover, perlu hati-hati karena rentan terhadap kerusakan. Softcover rentan lecek dan mudah robek, terutama jika terkena air.
3. Proses Pembuatan Cover
Kamu bisa melihat perbedaan antara softcover dan hardcover dari proses pembuatannya. Softcover memiliki bentuk yang sederhana, cukup dengan menempelkan kertas sampul pada bagian luar buku. Proses pembuatan sampul softcover berlangsung singkat karena kesederhanaannya.
Sementara itu, sampul hardcover memiliki bentuk yang lebih kompleks dibandingkan dengan softcover. Proses pembuatan sampul hardcover melibatkan pembuatan lapisan dari beberapa jenis bahan.
Di bagian luar, terdapat kertas yang digunakan untuk melapisi sampul. Kemudian, kertas karton tambahan perlu ditambahkan di bagian dalam sampul, seperti kertas grey board dengan gramasi berkisar antara 1.000-1.800 gsm. Kombinasi berbagai bahan ini memberikan hardcover karakteristik bentuk yang kuat dan tebal.
4. Ketebalan Buku
Perbedaan antara jilid softcover dan hardcover juga bisa dikenali dari penampilannya. Jilid hardcover cenderung lebih tebal dan berat karena menggunakan lebih banyak lapisan bahan. Sebagai contoh, dua buku dengan jilid softcover mungkin memiliki ketebalan dan berat yang mirip dengan satu buku hardcover yang memiliki jumlah halaman lebih banyak.
5. Fleksibilitas Untuk Membetulkan Buku
Fleksibilitas di sini mengacu pada kemampuan untuk memperbaiki kesalahan pada jilid. Jilid softcover lebih mudah diperbaiki karena bahan yang tipis dan hanya terdiri dari satu lapisan. Proses pembongkaran dan pemasangan kembali relatif mudah dilakukan.
Sebaliknya, jilid hardcover memiliki struktur yang kompleks, membuatnya sulit untuk diperbaiki jika terjadi kesalahan. Dalam hal ini, kelebihan jilid softcover adalah kemudahan dalam melakukan perbaikan, sementara jilid hardcover cenderung lebih sulit dan memerlukan keahlian khusus.
6. Kegunaan atau Produk Akhir
Hal terakhir yang menjadi perbedaan softcover dan hardcover terletak pada penggunaan produk akhirnya.
Perbedaan terakhir antara hardcover dan softcover dapat dilihat dari fungsinya. Sampul softcover umumnya digunakan untuk buku-buku dengan pemakaian jangka pendek. Karena itu, ketahanan sampulnya tidak terlalu lama. Contoh penggunaannya adalah untuk buku tulis, makalah, dan sejenisnya.
Sementara itu, sampul hardcover bertujuan untuk melindungi dokumen penting dalam jangka panjang. Karenanya, keberadaannya harus memberikan perlindungan yang berlangsung lama. Contoh penggunaannya adalah pada kitab suci, skripsi, laporan tahunan, dan lainnya.
Ini menunjukkan bahwa hardcover cocok untuk buku-buku yang perlu dijaga dan dipertahankan dalam kondisi baik untuk jangka waktu yang panjang. Selain itu, hardcover juga biasa digunakan untuk melindungi buku penting seperti portofolio dan company profile.
Jadi Pilih yang Mana, Softcover atau Hardcover?
Dengan memahami perbedaan antara softcover dan hardcover, kamu dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam memilih jenis penjilidan yang sesuai dengan kebutuhanmu. Softcover menawarkan fleksibilitas dan biaya produksi yang lebih rendah.
Sementara itu hardcover memberikan perlindungan yang lebih baik dan tahan lama. Pilihlah sesuai dengan jenis buku dan penggunaannya untuk memastikan buku tetap terlindungi dan terjaga dengan baik.
Selain dengan memastikan jenis jilidnya, kamu juga perlu mempertimbangkan untuk memberikan perlindungan tambahan pada buku yang kamu cetak. Terlebih jika buku tersebut akan dikirimkan ke luar kota dengan jarak yang jauh, atau ingin dihadiahkan kepada orang penting.
Paperlicious sebagai penyedia jasa pembuatan hardbox siap membantumu untuk memilih desain, ukuran hingga material sesuai kebutuhan. Hubungi Paperlicious sekarang juga dan konsultasikan kebutuhan hardbox-mu!